Senin, 09 Mei 2011

POROT KU INDAH . . . POROT KU SAYANG . . .


Porotku Indah .. Porotku Sayang ..

          Deg-degan, takut , khawatir semua ada dibenaka saya ketika saya mendengar pertama kali guru mengatakan kegiatan “live in”. Perasaan saya itu terbawa sampai hari keberangkatan Live In. Kekhawatiran saya mencapai klimaks pada saat saya mengetahui bahwa saya mendapat lokasi di “POROT”.
         
          “Porot adalah desa paling plosok didaerah puncak sumowono. Disana tidak ada air, tidak ada penerangan, jauh dari keramaian, dan jarang ada alat transportasi umum”. Eittss ,, itu kata teman-teman saya. Tidak semuanya benar. Porot memang desa paling plosok di puncak Sumowono, tetapi tetap ada penerangan dan saluran air walaupun disana jarang dilewati alat transportasi umum dan jauh dari keramaian.

          Dibalik itu semua, Porot bak mutiara didasar laut terdalam , karena Porot menyimpan sejuta keindahan. Keindahan tempatnya, keindahan, keasrian lingkungannya, dan keramahan masyarakat disana membuat siapapun betah tinggal disana.

2-6 April 2011

          Sabtu. 2 April 2011 adalah hari penerjunan dan penyerahan. Saya dan teman-teman berkumpul disekolah untuk pembagian lokasi dan kelompok. Setelah itu anak-anak diterjunkan. kelompok saya adalah Nita, Dimas. Michael, Una, Deni, Dio, Edu, Gratia, Narwastu dan Indri. Karena Porot adalah desa paling jauh dan plosok, maka kelompok diantar paling terakhir. Saya dan teman-teman menunggu selama 3 jam dengan perasaan harap-harap cemas.
          Setelah hamper 1 jam perjalanan dari sekolah ke Porot, akhirnya sampai juga. Penerjunan dan penyerahan dilakukan dirumah Bapak Bangun dan Ibu Danik. Berbincang-bincang dan pengenalan lalu satu per satu diantar ke rumah warga.
          Sekarang giliran saya untuk diantar. Bhooomm . kesan pertama saya ketika melihat rumah baru saya. Sambil menahan rasa takut, saya berkata dalam hati “aku takut, gimana yaa orang tuanya?”. Keadaan rumah saya nyaman. Kamar sayapun lumayan nyaman, hanya saja saya takut karena lampu dikamar saya redup dan dimasukkan kedalam lampu badai, sehingga terkesan menakutkan. Ditambah dengan keindahan yang dapat saya lihat dari belakang rumah saya. Saya dapat melihat 4 gunung berjejer ( Telomoyo, Ungaran, Merbabu, Merapi). Orang tua saya bernama Bapak Elisa dan Ibu Mujiati. Pertama kali saya bertemu orang tua baru saya, saya merasakan perasaan yang gak enak. Dingin, tidak banyak bicara, tidak suka bercanda adalah kesan yang saya lihat dari kedua orang tua baru saya.
          Ibu Mujiati adalah seorang guru SD di sekitar Porot dan Bapak Elisa adalah seorang pendeta di GPDI Porot.. Bapak Elisa selalu sibuk karena maklum bapak adalah seorang pendeta. Ibu Mujiati orangnya malu-malu dan sedikit cuek. Canggung, kikuk, takut adalah yang saya rasakan ketika ingin membuka pembicaraan. Karena memang susah sekali untuk membuka pembicaraan dengan bapak ataupun ibu. Namun, bapak dan ibu sangat baik dan perhatian terhadap saya.
          Bapak dan Ibu mempunyai 3 oarang anak laki-laki. Anak yang pertama bernama Elkana , yang kedua bernama Natanael, dan yang paling kecil adalah kak Ariel. Tiga-tiganya kuliah dan hampir sarjana semua (di Salatiga dan Yogyakarta). Kebetulan ketika saya tinggal dirumah bapak dan ibu, kak Elkana dan kak Ariel pulang. kehadiran mereka, saya seakan menemukan sosok kakak yang selama ini saya dambakan, karena saya anak tunggal.
          Masyarakat Porot mayoritas beragama Kristen. Keluarga yang saya tempatipun beragama Kristen. Saya diajak untuk mengenal agama Kristen. Ikut sekolah minggu, ibadat, kumpul kamuda di GPDI adalah kegiatan yang saya ikuti. Saya merasa senang karena masyarakat Porot begitu ‘welcome’ dengan kedatangan dan keikutsertaan saya dan teman-teman dalam kegiatan rohani mereka. Keakraban dan keramahan masyarakat disana membuat saya betah tinggal disana.
          Keluarga baru saya memang keluarga yang bisa dianggap sibuk, karena bapak dan ibu bekerja semua. Saya sempat merasa sedih karena saya sulit sekali untuk membuka komunikasi dengan mereka. Saya juga merasa kesepian dirumah karena kak Elkana dan kak Ariel kembali kuliah. Kegiatan yang saya lakukan dirumah adalah membantu ibu melakukan pekerjaan ruma dan membantu bapak untuk beternak. Bapak dan ibu mempunyai ladang tetapi jarang dikunjungi karena bapak dan ibu sibuk. Karena bapak dan ibu sibuk, saya sempat tidak betah dan ingin pulang.
          Membuat lenteng bersama bapak Petrus, membuat gula jawa bersama bapak Yakobus, merumput dengan ibu Anik adalah kegiatan yang saya lakukan bersama teman-teman saya. Saya dan teman-teman saya juga saling kunjung-mengunjungi. Dihari terakhir, saya mengunjungi salah satu tempat di Porot yang menyuguhkan panorama dan keindahan yang luar biasa. Tempat tersebut adalah Watu Payung. Watu Payung adalah tempat sembahyang orang-orang Budha. kira-kira 1 jam perjalanan dari Porot ke Watu Payung dengan jalan kaki. Saya dan teman-teman dapat melihat banyak tempat dari atas situ, karena Watu Payung berada dipuncak atau daerah tinggi. Saya dan teman-teman takjub dan merasa senang., berkeliling dan berfoto bersama. Sebenarnya masih ada 1 tempat lagi yang belum dikunjungi yaitu Air Terjun. Tetapi, sudah waktunya saya dan teman-teman untuk pulang atau penarikan.
          2 hari pertama Live In saya memang sempat sedih, menangis ingin pulang. Tetapi, 2 hari terakhir saya benar-benar merasakan Live In yang sebenarnya.
          Saya dan teman-teman merasa betah dan tidak ingin pulang. Saya dan teman-teman memutuskan untuk mengulur-ulur waktu supaya lebih lama berada di Porot karena kami sengaja agar bisa berlama-lama di Porot. Saya dan teman-teman belum siap apapun pada saat pembimbing menjemput. Akibatnya, kami ditinggal bus jemputan. Saya dan teman-teman menunggu bus jemputan hingga berjam-jam. Saya tidak enak terhadap bapak dan ibu karena harus menunggu saya dijemput. Pada saat menunggu, saya dan teman-teman berbincang-bincang tentang kesan dan pesan dengan bapak dan ibu. Disitu saya dan teman-teman terharu dan menangis bahagia. Saya dan teman-teman berjanji kepada bapak dan ibu apabila ada waktu luang saya dan teman-teman akan berkunjung ke Porot.
          Perpisahan dengan bapak dan ibu adalah moment yang paling mengharukan karena saat itu saya merasa betah dan sudah kerasan berada di Porot dan tinggal di keluarga bapak Elisa. Namun, saya harus pulang. Setelah menunggu lama, akhirnya bus jemputan datang juga. Saya dengan rasa berat hati meninggalkan bapak dan ibu, melanjutkan kegiatan pengendapan di Griya Asisi Bandungan.

          Griya Asisi Bandungan , indah, megah, putih, bak bangunan-bangunan Eropa dan Hogwards. Saya dan teman-teman sampai hampir maghrib dengan muka lesu dan siap-siap untuk dimarahi guru karena kenakalan saya dan teman0teman yang tidak mau pulang. Kegiatan dilanjutkan dengan pengendapan oleh Romo Asodo. Dalam pengendapan saya diajak untuk menggali apa yang sudah didapat dalam Live In dan untuk apa. Saya merasa senang sekali mendapat pembekalan dari Romo Asodo dan Live In saya. Tak lupa juga, di Griya Asisi Bandungan makanan SANGAT terjamin, hahaha.

Kesimpulannya adalah ….
Porotku Indah Porotku Sayang ,
Live In-ku ini tak akan pernah ku lupa seumur hidupku, akan selalu mengenag didalam hatiku.
Banyak pengalaman hidup yang aku dapat.
Terima kasih untuk keluarga bapak Elisa dan Ibu Mujiati khususnya, saya merasakan sebuah keluarga yang hangat. Terima kasih ..
Terima kasih pula untuk keluarga bapak Yakobus, bapak Petrus, Ibu Anik, masyarakat Porot, jemaat GPDI, pembimbing, Romo Asodo, Griya Asisi, bus jemputan, teman-teman dan semuanya yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu.
Terima kasih semua.
POROT KU INDAH POROT KU SAYANG J J J

Rabu, 30 Maret 2011

Jenis - jenis huruf TIPOGRAFI

1. Roman
Ciri dari huruf ini adalah memiliki sirip/kaki/serif yang berbentuk lancip pada ujungnya. Huruf Roman memiliki ketebalan dan ketipisan yang kontras pada garis-garis hurufnya. Kesan yang ditimbulkan adalah klasik, anggun, lemah gemulai dan feminin.

2. Egyptian
Adalah jenis huruf yang memiliki ciri kaki/sirip/serif yang berbentuk persegi seperti papan dengan ketebalan yang sama atau hampir sama. Kesan yang ditimbulakn adalah kokh, kuat, kekar dan stabil.

3. Sans Serif
Pengertian San Serif adalah tanpa sirip/serif, jadi huruf jenis ini tidak memiliki sirip pada ujung hurufnya dan memiliki ketebalan huruf yang sama atau hampir sama. Kesan yang ditimbulkan oleh huruf jenis ini adalah modern, kontemporer dan efisien.

4. Script
Huruf Script menyerupai goresan tangan yang dikerjakan dengan pena, kuas atau pensil tajam dan biasanya miring ke kanan. Kesan yang ditimbulkannya adalah sifast pribadi dan akrab.

5. Miscellaneous
Huruf jenis ini merupakan pengembangan dari bentuk-bentuk yang sudah ada. Ditambah hiasan dan ornamen, atau garis-garis dekoratif. Kesan yang dimiliki adalah dekoratif dan ornamental.

Ilustrator TIPOGRAFI

Berkas:AOcirihuruf.png

STICKMEN - KU

TUJUAN TIPOGRAFI

 Tujuan TIPOGRAFI

http://kursusdesain.wordpress.com/2010/05/31/definisi-tifografi/ 
 
Berkaitan dengan perencanaan suatu barang cetak, tipografi memegang peranan penting karena informasi yang disampaikan melalui huruf yang dilengkapi unsur-unsur tipografi lainnya dalam media-media cetak agar menjadi sebuah pesan yang disusun dengan baik sebagaimana definisi dibawah ini :Stanley Marrison sebagai dikutip dalam buku Tata Letak & Tipografi Dalam Desain Grafis (2007 : 104)“Typography may be defined as the craft of rightly disposing printing material in accordingwith specific pupose; of so arranging the letter, distributing the space and controlling the type as to aid the maximum the reader’s comprehension of the text. Typography is efficienic end, for enjoinment of patternia rarely reader’schip aim.” “Tipografi dapat didefinisikan sebagai keterampilan mengatur bahan cetak secara baik dengan tujuan tertentu; seperti mengatur tulisan, membagi-bagi ruang/spasi, dan menata/menjaga huruf untuk membantu secara maksimal agar pembaca memahami teks. Typography merupakan cara hemat untuk benar-benar membuat bermanfaat dan hanya secara kebetulan mencapai hasil estetis, oleh karena menikmati pola-pola, jarang sekali menjadi tujuan utama. 
Tujuan utama tipografi Untuk memudahkan pembaca berkomunikasi dengan penulisnya melalui penentuan jenis pengolahan susunan hurufnya yang baik dan benar serta menarik.

Sejarah "TIPOGRAFI"

Sejarah Tipografi http://id.wikipedia.org/wiki/Tipografi 

Sejarah perkembangan tipografi dimulai dari penggunaan pictograph. Bentuk bahasa ini antara lain dipergunakan oleh bangsa Viking Norwegia dan Indian Sioux. Di Mesir berkembang jenis huruf Hieratia, yang terkenal dengan nama Hieroglif pada sekitar abad 1300 SM. Bentuk tipografi ini merupakan akar dari bentuk Demotia, yang mulai ditulis dengan menggunakan pena khusus.
Bentuk tipografi tersebut akhirnya berkembang sampai di Kreta, lalu menjalar ke Yunani dan akhirnya menyebar keseluruh Eropa.
Puncak perkembangan tipografi, terjadi kurang lebih pada abad 8 SM di Roma saat orang Romawi mulai membentuk kekuasaannya. Karena bangsa Romawi tidak memiliki sistem tulisan sendiri, mereka mempelajari sistem tulisan Etruska yang merupakan penduduk asli Italia serta menyempurnakannya sehingga terbentuk huruf-huruf Romawi.
Saat ini tipografi mengalami perkembangan dari fase penciptaan dengan tangan hingga mengalami komputerisasi. Fase komputerisasi membuat penggunaan tipografi menjadi lebih mudah dan dalam waktu yang lebih cepat dengan jenis pilihan huruf yang ratusan jumlahnya.

Sejarah Tipografi  http://pabrikdesain.wordpress.com/2008/08/21/tipografi-dan-sejarahnya/

Pada dasarnya huruf memiliki energi yang dapat mengaktifkan gerak mata. Energi ini
dapat dimanfaatkan secara positif apabila dalam penggunaannya senantiasa
diperhatikan kaidah-kaidah estetika, kenyamanan keterbacaannya, sertainteraksi huruf
terhadap ruang dan elemen-elemen visual di sekitarnya.
Perjalanan desain dan gaya huruf latin mulai diterapkan pada awal masa kejayaan
kerajaan ROMAWI. Kejayaan kerajaan Romawi di abad pertama yang berhasil
menaklukkan Yunani, membawa peradaban baru dalam sejarah Barat dengan
diadaptasikannya kesusasteraan, kesenian, agama, serta alfabet Latin yang dibawa dari
Yunani. Pada awalnya alfabet Latin hanya terdiri dari 21 huruf : A, B, C, D, E, F, G, H,
I, K, L, M, N, O, P, Q, R, S, T, V, dan X, kemudian huruf Y dan Z ditambahkan dalam
alfabet Latin untuk mengakomodasi kata yang berasal dari bahasa Yunani. Tiga huruf
tambahan J, U dan W dimasukkan pada abad pertengahan sehingga jumlah
keseluruhan alfabet Latin menjadi 26.
Kemajuan teknologi selanjutnya terjadi pada tahun 1984 ketika Adobe Systems merilis
PostScript Font dan di tahun 1991 Apple Computer dan Microsoft Corporations
mengeluarkan TrueType Font. Postscript Font dan TrueType Font adalah huruf
elektronik atau yang disebut font. Huruf digital sesungguhnya berupa bahasa komputer
yang berfungsi menerjemahkan kode-kode untuk menghasilkan tampilan bentuk huruf
yang sempurna baik di layar monitor amupun pada saat pencetakan. Saat ini dapat
ditemukan bergam jenis huruf digital yang digunakan dalam program komputer.

Awal Mula Sejarah Design Grafis http://awalmula.com/awal-mula-sejarah-design-grafis.html

Sejarah Awal Mula Design Grafis – Di era sekarang ini design grafis sudah sangat popular dan bahkan hampir setiap kegiatan kita berhubungan dengan design grafis. Banyak tercipta para designer-designer grafis muda yang professional, karena pada dasarnya kunci utama design grafis adalah mempunyai banyak ide. Tapi tahukah anda sejarah awal mula design grafis? Dan tentunya kita perlu mempelajari perkembangan dan sejarah design grafis. Untuk itu pada kesempatan kali ini, awalmula.com akan mengutip sedikit perjalanan atau perkembangan dan sejarah design grafis dari tahun ke tahun hingga sampai saat ini, untuk menambah wawasan kita terutama dalam dunia design grafis.

 

 

 

About "TIPOGRAFI"

1. Pengertian

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas .

Tipografi merupakan suatu ilmu dalam memilih dan menata huruf dengan pengaturan penyebarannya pada ruang-ruang yang tersedia, untuk menciptakan kesan tertentu, sehingga dapat menolong pembaca untuk mendapatkan kenyamanan membaca semaksimal mungkin.
Seni tipografi, yaitu karya atau desain yang menggunakan pengaturan huruf sebagai elemen utama. Dalam seni tipografi, pengertian huruf sebagai lambang bunyi bisa diabaikan.

Apa itu Typography? (Tipografi) http://bloggingly.com/apa-itu-typgoraphy-tipografi/

Typography yang berasal dari kata Yunani Typos = bentuk dan graphein = menulis yang merupakan seni dan teknik mengatur huruf menggunakan gabungan bentuk huruf cetak, ukuran huruf, ketebalan garis, spasi antar huruf, garis pandu dan jarak antar baris. 

Pengertian tipografi menurut buku Manuale Typographicum adalah :

tipografi merupakan seni memilih dan menata huruf dengan pengaturan penyebarannya pada ruang-ruang yang tersedia, untuk menciptakan kesan khusus, sehingga akan menolong pembaca untuk mendapatkan kenyamanan membaca semaksimal mungkin.